|

Muslimah Reformis

Hening Parlan Penyebar Semangat Ta’awun untuk Kemanusiaan dan Lingkungan di Masa Pandemi

Hening Parlan, nama yang tak assing lagi untuk dunia peraktivisan dan lingkungan. Namanya kian viral setelah postingan facebooknya yakni curhatan harunya menjadi penumpang ojek online dengan driver disabilitas. Beliau seorang pemimpin Realitas Iklim juga seorang Koordinator Lingkungan Nasional dan Lembaga Penanggulan Bencana Aisiyah, organisasi perempuan Muslim terbesar di Indonesia. Beliau juga bekerja di Proyek Program Kehutanan Multi-pemangku kepentingan tahap 4 sebagai Manajer Keterlibatan Pemangku Kepentingan untuk Palladium International Indonesia. Perjalanan hidupnya di bidang kemanusiaan dan lingkungan dimulai sejak  20 tahun lalu. Tidak hanya pernah bekerja di Wahana Lingkungan Hidup Indonesia beliau juga berkiprah sebagai Direktur Humantarian Forum Indonesia bekerja dengan 16  organisasi berbasis agama.

Pengalaman dan perjalanan hidupnya telah membawa refleksi spiritual panjang tentang bagaimana menjadi seorang  muslimah yang berkiprah untuk lingkungan dan kemanusiaan. Lewat refleksinya kemudian beliau menyebarkan konsep yang Ia sebut Ta’awun. Ta’awun merupakan ajaran dasar dan akhlak Islam. Ajaran ini  berisi mengenai ssemangat untuk menggerakkan perbuatan baik untuk membantu sesama. Membantu ssessama tidak hanya dalam memberikan bantuan atau sedekah, tetapi juga untuk memberdayakan dan melibatkan orang yang dibantu. Beliau mengutip al-Qur’an  Surah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi  sebagai berikut: … wa ta’aawanụ ‘alal birri wat taqwaa wa laa ta’aawanụ ‘alal istmi wal ‘udwaani wattaqullaah, innallaaha syadiidul ‘iqaab. Artinya “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.”

Ta’awun ala al-bir wa al taqwwa adalah akhlak Islam, perilaku seorang muslim yang saling memberi dan saling menguatkan sesuai dengan kemampuannya. Menurut beliau setiap orang yang memiliki pengetahuan membantu dengan sains kemudian mempraktikkannya. Mereka yang memiliki harta yang lebih cukup membantu dengan kekayaan mereka. Orang yang kuat melindungi dan menguatkan perjuangan di jalan Allah. Ta’awwun ala al-itssmi wa al-udwan artinya adalah saling membantu agar tidak berbuat maksiat  dan melanggar perintah agama, dan perintah Tuhan dalam berbuat baik kepada manusia. Semangat ta’awun ini berpijak pada tiga prinssip yakna makna, perbuatan dan penopang. Ketiga hal tersebut dilandasi oleh nilai-nilai al-Qur’an yang diemban dengan tulus, dengan pelayanan dan pengelolaan yang profesional. Semua bantuan tidak hanya berssifat amal, melainkan pemberdayaan yang ditafsssirkan ke dalam pikiran yang segar (pola pikir yang menyegarkan), uang segar (bantuan yang langssung dirassakan manfaatnya), dan akses untuk perubahan (advokasi, bantuan,dan membuka peluang).

Hening Parlan merealisasikan konsepnya tidak hanya untuk lingkungan tapi juga membantu manusia. Dalam masa pandemi ini beliau membuka “Gerakan Ta’awun Covid-19. Gerakan ini juga dilatarbelakangi oleh dampak bear pandemi yang hingga April 2020  lebih dari  1,5 Juta orang diberhentikan  baik di sektor formal maupun informal. Hal ini berdampak bessar pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.  Imbassnya adalah bertambahnya jumlah pennduduk miskin dan dalam hal lingkungan jumlah sampah rumah tangga, masker dan limbah medis.  Hening Parlan bergerak bersama Aisiyah dengan meluncurkan program “Keluarga Ketahanan untuk mencegah pandemi Covid-19. Hal ini berawal sedekah (donasi) bukan hanya proses pemberian uang kembalian  ataupun donasi koin  tetapi pemberian kesempatan  (peluang). Program ini terdiri dari empat kelompok utama yakni Keluarga Sehat. Kegiatan ini dikampanyekan dengan miminta masyarakat menjaga pola hidup sehat dengan lebih sering mencuci tangan, memakai masker dan berusaha atau menghindar agar tidak berada di tengah keramaian.

Program kedua bernama Keluarga Smart Logistic Family. Keluarga perlu menyimpan makanan pokok atau sembako di tempat yang cukup kering dan pastikan makanan tersebut berprotein. Program ketiga adalah keluarga Hijau  yakni melakukan kurasi sampah dengan  mengurangi sampah, menggunakan kembali jika masih bisa dimanfaatkan, memilah sampah ssebelum dibuang, dan bertani keluarga dengan menanam sayura di rumah juga membuat komposs dari sampah organik. Keempat Family Care and Share, families harus mempererat hubungan dengan manusia di lingkungan sekitar mereka.   Sampai saat ini Hening Parlan bersaama Aisiyah telah membagikan lebih dari 5.000 paket sembako yang dibeli dari petani kecil dan pedagang makanan, dan mengantarkannya kepada keluarga yang membutuhkan bantuan. Gerakan ini telah berhasil mendorong masyarakat di Indonesia menerapkan Ketahanan Keluarga Cegah Covid  19 dengan semangat ta’awun untuk gerakaan kemanusiaan dan lingkungan.

Tulisan ini dirangkum dari acara Webinar Buku Ensiklopedi  Muslimah Reformis dengan judul Perempuan dan Lingkungan  di Masa Pandemi yang diadakan pada tanggal 15 September 2020.