|

Muslimah Reformis

Indahnya Tolong Menolong

Kehidupan dunia ini pasti terasa sepi, kurang asyik dan tidak membahagiakan manakala manusia tidak mengembangkan sikap tolong-menolong. Sebab, perilaku saling menolong itu amat indah dan membuat kehidupan kita bermakna!

Sikap menolong itu muncul dari adanya kasih-sayang.  Kasih dan sayang adalah dua kata yang selalu menyatu dalam ungkapan kita, seakan-akan keduanya tidak pernah terlepas satu sama lain. Tidak diucapkan kasih kalau tidak disertai sayang, sebaliknya tidak diucapkan sayang kalau tidak diucapkan lebih dahulu kasih.

Penyatuan kedua kata ini bagaikan menyatunya garam dengan asinnya, gula dengan manisnya. Meskipun keduanya selalu berpasangan, tetapi makna bisa berbeda secara hakiki.

Selain penggabungan kedua kata itu, kedua kata ini seringkali digabungkan dengan kata ‘cinta’, sehingga menjadi ‘cinta, kasih, dan sayang.’ Antara ketiga kata ini terdapat perbedaan makna yang sangat mendalam.

Kita mulai dengan pengertian ‘cinta’. ‘Cinta’, yaitu suka sekali, sayang benar, kasih sekali, dan ingin sekali. Mencintai sesuatu berarti sekali sekali terhadap sesuatu itu.

Kata ‘kasih’ dan ‘sayang’ merupakan kata baku yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri. Secara etimologi kasih adalah suatu perasaan sayang, cinta dan suka kepada sesuatu atau seseorang. Menaruh kasih berarti menyayangi dan mencintai. Kasih mesra berarti sangat kasih, kasih yang berlebihan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 394)

Kata ‘sayang’ juga merupakan kata baku bahasa Indonesia. Secara etimologi kata ‘sayang’ berarti ‘kasih sayang, cinta, dan kasih kepada seseorang.’ Seperti dalam ungkapan: “Tidak ibu dan tidak sayang kepada anaknya.” Kesayangan berarti ‘cinta kasih, yang sangat disayang, kekasih. Penyayang, yaitu pengasih dan pencinta, bersifat belas kasihan.(KBBI, h. 789)

Di dalam penjelasan pengertian kata ‘kasih’ dan ‘sayang’ dalam uraian di atas terlihat bahwa hampir tak bisa dibedakan antara hakikat makna masing-masing. Kasih itu bermakna sayang, dan sayang itu pula yang berarti sayang. Demikian pula, antara cinta, kasih, dan sayang.

Teladani Rasulullah SAW

Rasulullah adalah sosok teladan dan ikutan yang baik bagi umat, yang memiliki sifat kasih sayang yang besar terhadap siapa pun. Kata ini misalnya digambarkan oleh Allah di dalam QS. Ali Imran [3]: 159: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.

Allah Swt telah memberikan beberapa pesan penting di dalam ayat ini kepada Rasulullah Saw, terkait dengan rasa kasih sayang terhadap orang-orang yang menentang Nabi Muhammad. Pesan-pesan penting itu adalah:

  1. Allah telah memberikan sifat kasih sayang (rahmat) kepada Nabi Muhammad. Dengan sifat rahmat yang telah diberikan Allah, Nabi Muhammad harus bersifat lemah lembut kepada siap pun, termasuk kepada orang-orang yang menentangnya.
  2. Bersikap lembah lembut kepada mereka akan menjadikan mereka dekat kepada nabi Muhammad, dan tidak membuat mereka jauh dari Nabi Muhammad.
  3. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk memberi maaf kepada mereka atas kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan kepadanya.
  4. Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk memohonkan ampun atas dosa-dosa mereka yang telah mereka lakukan terhadap Allah .
  5. Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk bermusyawarah dan berdiskusi dengan mereka dalam berbagai hal yang terkait dengan urusan-urusan keduniaan.
  6. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk senantiasa bertawakal kepada Allah, setelah melakukan berbagai upaya-upaya itu.

Pesan-pesan yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW itu juga menjadi pesan-pesan penting untuk kita, kaum muslimin, umat Nabi Muhammad dalam rangka berinteraksi dengan siapa pun yang ada di sekitar kita. Pesan-pesan di atas dapat disederhanakan sebagai berikut: 1) Jadilah manusia yang lemah lembut, menyayangi orang lain. 2) memberi maaf kepada orang lain. 3) memohonkan ampun untuk orang lain. 4) bermusyawarah dengan orang lain untuk mengambil suatu keputusan bersama. 5) Berserah diri kepada Allah

Menyayangi sesama dan makhluk Allah yang lain adalah sifat terpuji. Hal ini digambarkan oleh Rasulullah dalam berbagai sabdanya, yaitu:

  1. Kasih sayang di antara kaum mukminin menjadikan mereka satu tubuh. “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta, kasih, dan sayang di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Bila salah satu dari bahagian tubuh mengeluh sakit, seluruh tubuhnya akan turut merasakan demam dan tidak dapat tidur semalaman.” HR Bukhari dan Muslim.
  2. Penghuni surga nantinya adalah mereka memiliki sifat kasih sayang di dunia ini. Kata Rasulullah: “Penghuni surga ada 3 macam, yaitu (1) penguasa yang berlaku adil, gemar bersedekah, dan yang mampu melaksanakan perintah Allah, (2) seseorang yang lemah lembut kepada kerabat dan kepada muslim, dan sesama, dan (3) seseorang yang suci dan fakir, tetapi selalu menjaga dirinya (dari meminta-minta). HR Muslim.

 

Saling Mengunjungi

Saling kunjung-mengunjung atas dasar keikhlasan (tanpa pamrih) dan kecintaan kepada orang lain merupakan hal yang sangat terpuji. Mereka yang melakukan hal sangat dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya. Saling kunjung mengunjungi itu adalah pertanda cinta di antara mereka. Jika mereka slaing mencintai karena Allah, maka Allah mencintai mereka semuanya. Alangkah bahagianya orang-orang yang suka berziarah kepada orang lain karena keikhlasan dan ketulusannya.

Dalam kaitan dengan itu Allah berfirman di dalam hadis Qudsi Abu Idris al-’Abdy ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

حَقَّتْ مَحَبَّتِيلِلْمُتَحَابِّينَفِيَّوَحَقَّتْلِلْمُتَبَاذِلِينَفِيَّوَحَقَّتْمَحَبَّتِيلِلْمُتَصَادِقِينَفِيَّوَالْمُتَوَاصِلِينَأَوْالْمُتَزَاوِرِينَ. رواهأحمد

“Orang-orang yang saling mencintai karena Aku berhak memperoleh cinta-Ku. Orang-orang yang saling memberi karena Aku, berhak memperoleh cinta-Ku. Orang-orang yang saling bersedekah karena Aku, berhak memperoleh cinta-Ku, dan orang-orang yang saling mengunjungi dan menyambung silaturahim karena aku, berhak mendapat cinta-Ku” (HR Ahmad).

Hadis di atas menyatakan bahwa orang-orang yang dicintai oleh Allah adalah:

  1. Orang-orang yang saling mencintai karena Allah dan mereka itulah yang berhak mendapat cintaku.
  2. Orang-orang yang saling member karena Allah berhak mendapat cintaku.
  3. Orang-orang yang saling bersedekah karena Aku. Mereka akan mendapatkan cintaku.
  4. Orang-orang yang bersaling silaturrahim akan mendapatkan cintaku.
  5. Orang yang saling berkunjung berhaka mendapat cintaku.

 

Ahmad Thib Raya adalah Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan pendiri Yayasan Mulia Raya.