Islam secara bahasa berasal dari kata Arab salima yang berarti damai, tenteram dan selamat. Secara istilah, Islam adalah agama yang diturunkan Allah swt melalui Nabi Muhammad saw untuk menebar rasa damai dan rahmat (cinta kasih) bagi seluruh makhluk di alam semesta. Islam diturunkan sebagai pedoman manusia ke jalan yang benar ( ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ). Islam menuntun umat manusia untuk membangun masyarakat sipil yang berkeadaban, masyarakat yang mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti keadilan, kesetaraan, kejujuran, kebersihan dan kebenaran. Sekaligus membebaskan manusia dari semua sistem yang mengandung unsur thagut, semena-mena, tiranik dan totaliter.
Ajaran dasar Islam tercantum dalam kitab suci Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw yang esensinya tercakup dalam rukun Islam. Pertama, mengucapkan syahadat atau testimoni bahwa tiada tuhan selain Allah swt dan Muhammad adalah rasul-Nya. Kedua, mendirikan shalat lima waktu. Ketiga, mengeluarkan zakat. Keempat, melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Kelima, melaksanakan haji bagi mereka yang mampu, baik secara fisik dan material, maupun mental dan spiritual. Pelaksanaan kelima rukun Islam tersebut secara benar akan menjadikan Muslim dan Muslimat lebih mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Islam sebagai rahmatan lil alamin terdiri dari dua kata kunci rahmah dan alam. Kata rahmah, rahmân, rahîm dan derivasinya disebut berulang kali dalam Al-Qur’an, kurang lebih pada 90 ayat. Makna genuine kata itu adalah kasih sayang atau cinta kasih. Dalam sebuah Hadits Qudsi disebutkan: “Anâ ar–rahmân. Anâ ar–rahîm” (Aku Sang Maha Penyayang. Aku Sang Maha Pengasih). Adapun kata alam bermakna alam semesta. Kata alamin bentuk jamak dari alam, artinya mencakup seluruh alam di jagad raya. Dengan demikian, rahmatan lil alamin bermakna rahmat atau anugerah Allah swt tercurah bagi seluruh makhluk di alam semesta.
Al-Qur’an dengan sangat tegas menyebutkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad saw adalah agama rahmatan li al–‘âlamîn.
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Q.S. al-Anbiyâ [21]:107).
Islam disebut sebagai rahmatan lil alamin tiada lain karena seluruh ajarannya dimaksudkan menjadi pedoman hidup bagi seluruh manusia dan makhluk lainnya di alam semesta sehingga mereka merasakan kedamaian, kemashlahatan dan kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan demikian, Islam adalah agama yang membawa rahmat dan anugerah tertinggi bagi seluruh makhluk di alam raya. Islam bukan hanya menjadi rahmat bagi manusia, apalagi hanya bagi pemeluk Islam, melainkan untuk semua makhluk di alam semesta tanpa kecuali. Terdapat dua nilai dari Islam sebagai rahmatan lil alamin yaitu:
Islam sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan universal
Nabi Muhammad saw bersabda:”Inni bu’itstu li utammima makârim al-akhlâq” (Aku diutus semata untuk membentuk moralitas kemanusiaan yang luhur). Atas dasar inilah, Nabi Muhammad saw selalu memberikan teladan akhlak mulia yang tiada lain merupakan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti keadilan, kejujuran, kesetaraan, kebersihan dan keindahan, serta penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia.
Nabi Muhammad saw menegaskan misinya dengan mengatakan:
ما بعثت لعانا وانما بعثت رحمة
“Aku tidak diutus sebagai pengutuk, melainkan sebagai penebar rahmat atau kasih sayang”
Itulah sebabnya, Nabi saw tidak pernah mencontohkan sikap dan perilaku kekerasan, pemaksaan, diskriminatif, dan berbagai perbuatan keji dan tercela yang menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.
Islam memiliki empati kemanusiaan
Allah swt memberi petunjuk kepada Nabi saw agar mengedepankan rasa empati kemanusiaan dalam segala hal, terutama dalam berdakwah seperti tercantum pada ayat berikut:
فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب لا نفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى الامر
“Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) Tuhanlah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekitarmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampunan bagi mereka dan bermusyawaralah dengan mereka dalam segala urusan (Q.S. Âli ‘Imrân [3]:159).
Empati kemanusiaan dapat berwujud kepedulian untuk melindungi sesama manusia agar mereka terhindar dari segala macam bahaya, bencana, penyakit dan kondisi yang merusak hidupnya serta perlakuan yang tidak manusiawi. Empati kemanusiaan dapat juga berarti menolong sesama, terutama bagi remaja perempuan agar mereka terlindungi hak dan kesehatan reproduksinya. Umat Islam (Muslimat dan Muslim) diharapkan mengikuti perilaku Nabi saw sebagai uswatun hasanah (contoh teladan utama) dalam semua sikap dan perilaku sehari-hari.
-Musdah Mulia-