|

Muslimah Reformis

Pendidikan Milineal Reformis untuk Menjadi Muslimah Kritis

Data sensus penduduk tahun 2020 dari Badan  Pusat Statistik (BPS) mengenai  soal demografi penduduk Indonesia yang ternyata mayoritas adalah generasi Z dan generasi milenial. BPS menyebutkan bahwa  generasi Z ini merupakan mereka yang lahir pada tahun 1997-2012. Sementara generasi Milenial, mereka yang lahir pada tahun 1981-1996. Populasi dua generasi tersebut jika dijumlahkan  mencapai 53,81% total penduduk Indonesia hasil sensus tahun 2020 yang sebanyak 270,2 juta jiwa. Lebih tepatnya, jumlah penduduk generasi Z sebanyak 27,94% dari total penduduk dan generasi milenial sebanyak 25,87%. Kalau ditotal, dua generasi ini jumlahnya mencapai 145,39 juta jiwa. Mereka-mereka inilah yang dimaksud dengan bonus demografi. Dua generasi ini masuk dalam usia produktif serta akan menjadi penggerak dan kekuatan  Indonesia di masa mendatang.

Sayangnya generasi Z dan generasi Milineal saat ini sedang mengalami krisis humanis dan sosial yang tentunya akan berdampak kepada masa depan mereka. Untuk mencegah ini terjadi Yayasan Mulia Raya Foundation telah merancang dan mengadakan pelatihan Milineal Reformis. Pelatihan Milineal Reformis ini bertujuan untuk menciptakan muslimah milineal reformis. Muslimah milineal reformis merupakan muslimah dengan gagasan tentang perempuan milineal yang memiliki spiritualitas dan integritas moral, memiliki komitmen penegakan nilai-nilai kemanusiaan, terutama kesetaraan dan keadilan gender memiliki komitmen kebangsaan, serta kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.

Pelatihan Milineal Reformis telah dilaksanakan di wilayah Jakarta dengan 36 peserta yang merupakan muslimah milineal yang berdomisili di Jabodetabek. Acara tersebut telah berlangsung dari Kamis hingga Minggu kemarin di Hotel Megamendung Permai Bogor. Menurut beberapa peserta menuturkan bahwa acara ini tidak hanya menjadi sebuah penguatan untuk perempuan namun juga menanamkan nilai-nilai keindonesiaan yang filosofis, humanis dan substantif. Selain itu, kita juga didorong untuk menjadi perempuan yang kritis terhadap isu sosial yang sering memarjinalkan kaum perempuan, peduli terhadap lingkungan bahkan mampu menangkal narasi-narasi hoax dan radikalisme.

Dalam pelatihan ini, Prof. Musdah Mulia juga menjelaskan terdapat lima karakteristik seorang milineal Reformis. Pertama, menghayati tauhid dengan benar, memiliki spiritualitas dan integritas moral sehingga selalu menampilkan perilaku akhlak mulia. Kedua, memiliki kemandirian dan kebebasan secara bertanggung jawab, selalu berpikir kritis, positif dan konstruktif demi kebaikan diri, keluarga, dan masyarakatnya. Ketiga, memiliki komitmen penegakan nilai-nilai kemanusiaan termasuk nilai-nilai keadilan, dan kesetaraan gender baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat luas, khususnya bagi kelompok rentan dan minoritas tertindas. Keempat, memiliki empati kemanusiaan dan selalu berupaya menghapus ketidakadilan dan ketimpangan sosial berupa kemiskinan, korupsi, nepotisme, tindakan diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan. Dan kelima, memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air dengan berupaya memakmurkan bangsa dan negaranya serta berupaya menjaga kelestarian lingkungan.

Melalui lima karakteristik tersebut seorang milineal reformis mampu dan aktif menyampanyekan prinsip keagamaan yang damai dan toleran. Tidak hanya itu, seorang milineal reformis mampu menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal terutama keadilan dan kesetaraan gender, membangun demokrasi berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Serta aktif membela hak asasi manusia, khususnya bagi kelompok rentan dan tertindas di kalangan perempuan,anak dan minoritas dan aktif mewujudkan kelestarian lingkungan. Pelatihan milineal reformis ini tidak hanya dilaksanakan di Jakarta, namun akan diadakan di beberapa I sekarwilayah Indonesia yakni Solo, Yogyakarta, Tasikmalaya, dan Sidiarjo. So Yuk daftar dari sekarang untuk menjadi milineal reformis untuk menjadi Indonesia kece. #milinealkece #milinealreformis

Rivani – Muslimah reformis