Emosi yaitu respon terhadap kejadian yang menimpa seseorang. Sedangkan perkembangan emosi adalah kemampuan seseorang untuk memahami perasaan orang lain, mengendalikan perasaan dan perilakunya, serta bergaul dengan teman sebaya atau orang dewasa.
Dalam masa pertumbuhan anak, perkembangannya senantiasa mengikuti berjalan dalam masa awal sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar. Anak-anak sangat peka terhadap sentuhan fisik maupun verbal dalam komunikasi yang dibangun, perhatian dan pengertian dalam memahami kondisi anak menjadi hal yang pokok dalam mengamati perkembangan anak-anak. Keunikan setiap anak menunjukkan kreasi dan kreativitas anak dalam mengekspresikan masa adaptasi mereka bersosial di lingkup keluarga.
Keluarga menjadi komunitas utama dalam masa perkembangan anak-anak sejak kecil, maka proses pendidikan dalam keluarga telah berjalan sebelum anak mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Pemahaman materi pendidikan dan pengasuhan mesti dimiliki oleh para orang tua dalam mendidik buah hati dalam menumbuhkan rasa kenyamanan, ketenangan dan edukatif.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak, yakni: tempramen anak, lingkungan anak, pola asuh anak dan kondisi diri. Pengenalan emosi mesti diperkenalkan sejak dini, sehingga anak dapat mengekspresikan perasaan sedih, bahagia, kesal, marah, takut dan senang. Ketika pengenalan emosi ini telah dipahami oleh anak, diharapkan orang tua memahami pola menangani yang tepat di setiap kondisi emosi anak.
Tempramen anak memberikan pengaruh dalam setiap emosi anak dalam merespon sesuatu, dimana anak seringkali kesal ketika diingatkan dalam cara penulisan yang baik, pengarahan etika dan pola komunikasi. Dibutuhkan sebuah seni komunikasi yang tepat bagi orang tua dalam memainkan bahasa, volume suara dan cara penyampaian pesan edukatif terhadap anak, diharapkan penyerapan pesan dapat diterima dengan baik oleh anak.
Dalam pengenalan emosi terhadap anak, orang tua adalah figur top model bagi anak-anak. Maka, setiap orang tua memiliki kewaspadaan diri di setiap sikap dan tindakannya dikarenakan oleh proses perekaman dan daya ingat anak dalam keluarga begitu kuat yang dapat menjadi fondasi dalam memupuk kepribadiannya ketika bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan teman sebayanya.
Satu hal yang menjadi catatan bersama bahwa ketika anak mengalami situasi yang tidak menyenangkan, maka para orang tua dapat mengarahkan pada; a) tidak menyakiti diri sendiri, b) tidak menyakiti orang lain, c) tidak merusak benda di sekitar. Semoga bermanfaat.
Oleh: Haliemah Noor Q (Founder CPM_Pemerhati Perempuan dan Anak)
Editor: Wiwit Musaadah