Dosen UIN Jakarta dan dosen luar biasa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Dikenal luas sebagai intelektual, perempuan ulama dan sekaligus perempuan aktivis yang bersikap sangat kritis terhadap berbagai pandangan mayoritas yang tidak rasional dan tidak humanis, khususnya dalam isu-isu agama. Musdah aktif di berbagai organisasi perempuan, dan juga organisasi profesi, seperti Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Women Shura Council (Majelis Ulama Perempuan berpusat di New York).
Musdah Mulia menyelesaikan pendidikan dasar di Pesantren As’adiyah, Sulawesi Selatan. Kemudian menjadi perempuan pertama meraih gelar doktor dalam bidang pemikiran politik Islam di UIN Jakarta (1997). Disertasinya berjudul Negara Islam, merupakan hasil penelitiannya di Mesir, lalu diterbitkan menjadi buku oleh Paramadina (2000) dan selanjutnya diterbitkan lagi oleh penerbit Kata Kita (2010). Dia juga perempuan pertama dikukuhkan LIPI sebagai Profesor Riset bidang Lektur Keagamaan di Kementerian Agama (1999) dengan pidato pengukuhan: Potret Perempuan Dalam Lektur Agama (Rekonstruksi Pemikiran Islam Menuju Masyarakat Egaliter dan Demokratis).
Mengikuti sejumlah pendidikan non-Formal, antara lain: Pendidikan Civil Society di Universitas Melbourne, Australia (1998); Pendidikan HAM di Universitas Chulalongkorn, Thailand (2000); Pendidikan Advokasi Penegakan HAM dan Demokrasi di Amerika Serikat (2000); Pendidikan Kepemimpinan di Universitas George Mason, Virginia, Amerika Serikat (2001); Pendidikan Pelatih HAM di Universitas Lund, Swedia (2001); Manajemen Pendidikan dan Kepemimpinan Perempuan di Dhaka, Bangladesh (2002). Visiting Professor di EHESS, Perancis (2006); International Leadership Visitor Program, USA, Washington (2007).
Sebagai Aparatur Sipil Negara, Musdah pernah menduduki jabatan berikut: Kepala Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama, Kementerian Agama R.I; Staf Ahli Menteri HAM bidang Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan Minoritas; Staf Ahli Menteri Agama bidang Hubungan Kerjasama Internasional.
Bersama K.H Abdurrahman Wahid (Presiden Indonesia keempat), Djohan Effendi dan sejumlah pemuka agama lainnya mendirikan ICRP (Indonesian Conference on Religions for Peace). ICRP adalah organisasi lintas iman yang aktif mempromosikan perdamaian dan penegakan hak kebebasan beragama melalui kegiatan dialog agama. Tahun 2005-2022 Musdah menjadi Ketua Umum ICRP.
Tahun 2015 bersama suami, Prof. Dr. K.H. Ahmad Thib Raya mendirikan Yayasan Mulia Raya (YMR). Yayasan nirlaba ini konsen di bidang pendidikan masyarakat, khususnya kalangan milenial dan generasi Z, terutama dalam penguatan literasi agama, literasi kebudayaan dan literasi digital dalam rangka mewujudkan aktor-aktor perdamaian yang juga peduli pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Selama tahun 2018-2022 YMR melakukan Pelatihan Literasi Damai terhadap kelompok muda (generasi Z), tercatat sebanyak lebih 800 alumni pelatihan dari berbagai komunitas agama di seluruh pelosok nusantara.
Selain itu, YMR juga mengkampanyekan gagasan Muslimah Reformis. Ini merupakan gagasan penting Musdah untuk mengedukasi perempuan agar bersikap kritis dan memiliki integritas moral, spiritualitas dan kreativitas yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Pelatihan Muslimah Reformis dilakukan terhadap milenial dan tercatat lebih 300 milenial menjadi alumni pelatihan selama tahun 2019-2022.
Konsen YMR pada dunia pendidikan dibuktikan dengan keaktifan menyelenggarakan berbagai pelatihan, seperti Pelatihan Guru PAUD Demokratis untuk menyediakan guru-guru yang profesional dan demokratis; Pelatihan Menulis Cerita Anak Berwawasan Moderasi Beragama untuk melahirkan penulis-penulis muda dengan wawasan kebangsaan dan keislaman yang humanis; Pelatihan Penyuluh Pencegahan Kekerasan Seksual di Sekolah untuk mengedukasi lingkungan sekolah tentang bahaya kekerasan seksual serta upaya pencegahannya.
Musdah sangat aktif dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan, baik di NGO, maupun ormas pemuda, keagamaan dan perempuan, seperti KNPI, PMII, Koalisi Perempuan Indonesia, Majelis Dakwah Islamiyah, Majelis Ulama Indonesia. Di lingkungan Nahdhatul ‘Ulama (NU) pernah sebagai Ketua Wilayah IPPNU Sulawesi Selatan, Pucuk Pimpinan Fatayat NU, dan Wakil Sekum Muslimat NU.
Karya-karyanya dikenal sangat vokal menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, prinsip keagamaan yang moderat dan cinta perdamaian, di antaranya, Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Keagamaan, Mizan (2005); Perempuan dan Politik, Gramedia (2005); Islam and Violence Against Women, LKAJ, Jakarta (2006); Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender, Kibar Press (2007); Islam dan Hak Asasi Manusia, Naufan (2010); Muslimah Sejati, Nuansa Cendekia (2011); Membangun Surga di Bumi: Kiat-Kiat Membina Keluarga Ideal dalam Islam, Gramedia (2011); Mengupas Seksualitas, Serambi (2015), dan Ensiklopedia Muslimah Reformis: Pokok-Pokok Pemikiran untuk Reinterpretasi dan Aksi, Penerbit Baca (2020). Selain itu, menulis puluhan entri dalam Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, dan Ensiklopedi Al-Qur`an, serta sejumlah artikel disajikan dalam berbagai forum ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri.
Sejumlah penghargaan nasional dan internasional diraihnya, antara lain International Women of Courage Award dari Pemerintah Amerika Serikat (2007) atas kegigihannya memperjuangkan demokrasi; Yap Thiam Hien Human Rights Award (2008) atas ketekunannya membela keadilan bagi kaum rentan dan minoritas di Indonesia; Plangi Tribute to Women dari Kantor Berita Antara (2009) karena kegigihannya mengembangkan literasi damai; International Woman of The Year 2009 dari Pemerintah Italia atas kiprahnya memperjuangkan hak-hak perempuan dan kelompok minoritas. NABIL Award (2012) karena gigih menyuarakan prinsip kebhinekaan dan kebangsaan. Penghargaan dari Himpunan Indonesia untuk Ilmu-Ilmu Sosial (2013) sebagai ilmuwan yang melahirkan karya-karya berpengaruh dalam bidang ilmu sosial di Indonesia. The Ambassador of Global Harmony (2014) dari Anand Ashram Foundation karena aktif memperjuangkan pluralisme dan hak kebebasan beragama di Indonesia. Humanity Award (2019) dari International Forum for Peace and Human Rights atas kiprahnya merajut perdamaian melalui upaya-upaya penegakan HAM di Indonesia. Tahun 2022 mendapatkan Satupena Award dari Perhimpunan Penulis Indonesia Satupena sebagai Penulis Berdedikasi, karena banyak menghasilkan karya tulis yang mencerahkan masyarakat
Dapat dihubungi via m-mulia@indo.net.id dan muslimahreformis.co