|

Muslimah Reformis

Rumah Ibadah Tempat Belajarku

Di taman Damai terlihat anak usia 6 tahun sedang bermain membuat formasi duduk melingkar. Mereka bercengkrama dengan wajah penuh riang gembira.

“Haha…Yohan, kriwil… Yohan Kriwil….” Kata Martin mengejek Yohan

Yohan terlihat menundukan kepalanya dan terpasang raut sedih di wajahnya.

“Heeehhh…. Stop! Martin Stop!” Kata Ayu menepuk punggung Yohan

“Hey.. Martin… kamu tidak boleh mengejek Yohan, kasihan dia! Diakan bukan yang pilih rambut itu. Itukan pemberian Tuhan.” Kata Rana

“Ih iyoe Martin, Jang begitu!”Tandas Ayu dengan tegas”

Yohan adalah anak keturunan Ternate beragama Katolik. Dia tinggal di Yogyakarta bersama kakeknya. Kakeknya merupakan ayah dari ibunya.  Berbeda dengan Ayu dia memiliki ayah dari Ambon namun dia berambut lurus, sebab Ayu mengikuti gen Ibu yang asli Solo.  Ayu beragama Islam dia mendapatkan agama warisan dari Ayah dan Ibunya.

Terlihat ada seorang Ibu dan seorang laki-laki sedang berjalan dengan menjinjing tas.

“Iya bu Dewi, saya senang bertemu bu Dewi. Rasanya forum keragaman di gereja sore ini begitu mengesan di hati saya.” Kata Romo Hari’

“Ya begitulah, Romo. Adakan pepatah tak kenal maka tidak sayang, Kedepan kita harus ajak anak-anak kita mengenal keragaman agar bisa hidup dimanapun tanpa ada kebencian. Sebetulnya bukan perbedaan lo musuh sesungguhnya tapi sikap kebencian, dendam, dan prasangka. “ Kata Bu Dewi.

Benar bu Dewi, kita harus memulai ini dengan mengajak pemeluk agama  dari keluarga ya.” Tambah Romo.

Bu Dewi mengangguk pertanda setuju.

***

Di taman Damai terlihat keempat anak berpelukan dan bermaafan. Mereka tertawa dengan riang gembira.

“Halo anak-anak pintar, sedang apa ini?“ Tanya Romo Hari

“Kami sedang bermain Romo.” Jawab Ayu mewakili teman-temannya.

“Wah, iya. Romo lihat dari Jauh kalian asyik bermain rasanya Romo mau gabung lho.” Kata Romo Hari

“Romo, mau kemana?” Tanya Yohan

“Eh, Yohan.” Romo baru pulang berdiskusi di Gereja dengan Ibu Dewi.” Jawab Romo

“Oh.. Romo, Bu Dewikan Islam. Kenapa Bu Dewi ke Gereja?” Tanya Ayu

“Ayu,,, kalau jalan-jalan dan belajar itu boleh saja karena Gereja, Masjid, dan rumah ibadah lain itu seperti rumah, Siapa saja boleh datang dan boleh mengunakan.” Kata Bu Dewi mendahului Romo Hari sebelum menjawab.

“Betul kata Bu Dewi, Romopun pergi ke masjid untuk belajar dengan bu Dewi demikian juga Bu Dewi.” Tambah Romo.

‘Wah, Romo… kalau gitu saya boleh ya bermain ke gereja Romo Hari yang disamping jalan besar itu. Kalau lagi lewat aku suka melihat lo Romo Namanya Gereja Theresia. Apalagi kalau hari Minggu ramai sekali anak-anak di sana. Yohanpun sekolah minggu.” Kata Ayu pada Romo.

“Yohan….. Ayo! hari Minggu ajak teman-teman main ke gereja ya.” Perintah Romo Hari.

“ Oke Romo, Ayu, Rana, dan Martin nanti kita pergi bersama di hari Minggu ya!” Ajak Yohan.

“Hore….. terimakasih Yohan, terimakasih Romo.” Ucap ketiga anak serempak.

“Iya, sama-sama nanti Romo Tunggu!” Kata Romo dengan wajah sumringah.

Ibu Dewi dan Romo Hari melanjutkan perjalanan pulang dan anak-anakpun masih bermain di taman Damai.

“Senang ya Bu, baru saja kita bicara eh anak-anak sudah tertarik mengenal keragaman. “ Ucap Romo

“Iya, Romo, senang hati saya lho.” Jawab Bu Dewi