Musdah Mulia adalah representasi ulama perempuan, akademisi-aktivis yang emansipatoris. Aktivitasnya menggabungkan ilmu, iman, dan nilai-nilai HAM universal.
Dalam lintasan pemikiran dan praksisnya, ia menjelma sebagai pemikir pembaharu Islam yang berpihak pada kelompok rentan tertindas (mustadh’afin), sekaligus pemikir strategis yang berpijak pada keadilan, berani melawan narasi dominan yang konservatif dan misoginis.
Karya-karyanya menjadi inspirasi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di forum internasional, menjadikannya sebagai salah satu tokoh feminis Muslim paling berpengaruh abad ini.
A. Latar Belakang Pendidikan
Musdah Mulia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Pondok Pesantren As’adiyah, SMA Islam Datumuseng, Sulawesi Selatan sebelum melanjutkan studi pendidikan tinggi di Jakarta.
Ia meraih gelar Sarjana (S1) di bidang Bahasa dan Sastra Arab dari IAIN Alauddin, Makassar, lalu Magister (S2) bidang Sejarah Pemikiran Islam dan Doktor (S3) di bidang Pemikiran Politik Islam dari IAIN yang sama, yang kini menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Merupakan perempuan pertama meraih gelar doktor dalam bidang pemikiran politik Islam dan sekaligus perempuan pertama yang mendapatkan prestasi “Doktor Terbaik” Tahun 1997 di UIN tersebut.
Disertasinya berjudul Negara Islam: Pemikiran Politik Husain Haikal merupakan hasil penelitiannya di Mesir, lalu diterbitkan menjadi buku oleh Paramadina (2000), dan selanjutnya diterbitkan lagi oleh penerbit Kata Kita (2010). Buku ini menjadi salah satu kontribusi awalnya dalam membangun kajian politik Islam yang kontekstual dan kritis terhadap fundamentalisme.
Mengikuti sejumlah pendidikan non-Formal, antara lain: Pendidikan Civil Society di Universitas Melbourne, Australia (1998); Pendidikan HAM di Universitas Chulalongkorn, Thailand (2000); Pendidikan Advokasi Penegakan HAM dan Demokrasi di Amerika Serikat (2000); Pendidikan Kepemimpinan di Universitas George Mason, Virginia, Amerika Serikat (2001); Pendidikan Pelatih HAM di Universitas Lund, Swedia (2001); Manajemen Pendidikan dan Kepemimpinan Perempuan di Dhaka, Bangladesh (2002). Visiting Professor di EHESS, Perancis (2006); International Leadership Visitor Program, Washington (2007).
B. Karier Akademik dan Kepakaran
Musdah Mulia dikenal sebagai perempuan ulama yang vokal menyuarakan pandangan keagamaan humanis dan pluralis, sekaligus aktivis dan pemikir Islam progresif, ahli dalam bidang studi keislaman, khususnya dalam pemikiran politik Islam. Ia juga mendalami studi gender dan feminisme, serta hak asasi manusia dan demokrasi dalam perspektif Islam.
Dia perempuan pertama dikukuhkan LIPI sebagai Profesor Riset bidang Lektur Keagamaan di Kementerian Agama R.I (1999) dengan pidato pengukuhan: Potret Perempuan Dalam Lektur Agama (Rekonstruksi Pemikiran Islam Menuju Masyarakat Egaliter dan Demokratis).
Sampai sekarang tetap menjalani profesi sebagai peneliti dan dosen di berbagai perguruan tinggi, antara lain PTIQ, UIN, UI. Ia juga aktif sebagai pengajar tamu di berbagai kampus internasional, termasuk di Eropa, Amerika, Australia, Afrika dan Timur Tengah. Topik-topik perkuliahannya meliputi bidang studi gender dan Islam, HAM dan pluralisme agama, hermeneutika Al-Qur’an, serta Islam dan demokrasi.
C. Aktivisme dan Kiprah Sosial
Selain berkiprah di dunia akademik, Musdah juga aktif sebagai aktivis kemanusiaan, pembela hak-hak kelompok rentan, khususnya perempuan dan minoritas agama.
Sebagai ASN, Ia pernah menjabat, antara lain:
- Staf Ahli Menteri Agama R.I
- Staf Ahli Menteri Hukum dan HAM R.I
- Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja R.I
- Peneliti senior Balitbang Kemenag RI.
- Anggota Tim Reformasi Hukum Nasional
- Ketua Tim Perumus Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (KHI)
- Tim Ahli Perumus Indeks Demokrasi Indonesia
D. Karya dan Pemikiran
Musdah Mulia adalah penulis lebih dari 20 buku dan ratusan artikel ilmiah serta opini populer di berbagai media. Beberapa karya utamanya antara lain:
- Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Keagamaan(Mizan, 2004)
- Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender(Naufan, 2005)
- Islam Menggugat Poligami(Gramedia 2005)
- Islam and Violence Against Women, LKAJ, Jakarta (2006);
- Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender, Kibar Press (2007);
- Perempuan dan Politik(Gramedia 2008)
- Islam dan Hak Asasi Manusia, Naufan (2010);
- Muslimah Sejati, Nuansa Cendekia (2011);
- Membangun Surga di Bumi: Kiat-Kiat Membina Keluarga Ideal dalam Islam, Gramedia (2011);
- Mengupas Seksualitas, Serambi (2015),
- Ensiklopedia Muslimah Reformis (BACA, 2020)
- Perjalanan Lintas Batas: Memaknai Pluralisme dan Demokrasi(OBOR, 2022)
Dalam pemikirannya, Musdah secara konsisten mengedepankan tafsir humanis dan kritis terhadap teks-teks keagamaan, menggunakan pendekatan hermeneutika feminis yang sarat dengan nilai-nilai humanis, serta menolak tafsir literalistik yang membelenggu hak-hak sipil dan spiritual perempuan. Ia mempromosikan konsep “Islam Rahmatan lil ‘Alamin” yang menjunjung tinggi Maqashid Syari’ah dengan prinsip kesetaraan, kebebasan beragama, dan keadilan sosial.
Bersama K.H Abdurrahman Wahid (Presiden Indonesia keempat), Djohan Effendi dan sejumlah pemuka agama lainnya mendirikan ICRP (Indonesian Conference on Religions for Peace). ICRP adalah organisasi lintas iman yang aktif mempromosikan perdamaian dan penegakan hak kebebasan beragama melalui kegiatan dialog agama. Tahun 2005-2022 Musdah menjadi Ketua Umum ICRP.
Tahun 2015 bersama suami, Prof. Dr. K.H. Ahmad Thib Raya, M.A mendirikan Yayasan Mulia Raya (YMR). Yayasan nirlaba ini konsen di bidang pendidikan masyarakat, khususnya kalangan milenial dan generasi Z, terutama dalam penguatan literasi agama, literasi kebudayaan dan literasi digital dalam rangka mewujudkan aktor-aktor perdamaian yang juga peduli pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Selama tahun 2018-2022 YMR melakukan Pelatihan Literasi Damai terhadap kelompok muda (generasi Z), tercatat sebanyak lebih 800 alumni pelatihan dari berbagai komunitas agama di seluruh pelosok nusantara.
Selain itu, YMR juga mengkampanyekan gagasan Muslimah Reformis. Ini merupakan gagasan penting Musdah untuk mengedukasi perempuan agar bersikap kritis dan memiliki integritas moral, spiritualitas dan kreativitas yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Pelatihan Muslimah Reformis dilakukan terhadap milenial dan tercatat lebih 500 milenial menjadi alumni pelatihan selama tahun 2019-2023.
E. Penghargaan dan Pengakuan Internasional
Konsistensi dan keberaniannya dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan dan hak asasi manusia, Musdah menerima berbagai penghargaan internasional, di antaranya:
- International Women of Courage Award, Tahun 2007 dari Pemerintah Amerika Serikat (US State Department).
- International Women of the Year (2008) oleh Pemerintah Italia
- Masuk dalam daftar “100 Most Influential Muslims” oleh The Muslim 500
Di tingkat nasional menerima penghargaan berikut:
- Yap Thiam Hien Award 2009, penghargaan HAM tertinggi di Indonesia
- NABIL Award (2012) karena gigih menyuarakan prinsip kebhinekaan dan kebangsaan.
- Penghargaan dari Himpunan Indonesia untuk Ilmu-Ilmu Sosial (2013) sebagai ilmuwan yang melahirkan karya-karya berpengaruh dalam bidang ilmu sosial di Indonesia.
- The Ambassador of Global Harmony(2014) dari Anand Ashram Foundation karena aktif memperjuangkan pluralisme dan hak kebebasan beragama di Indonesia.
- Humanity Award(2019) dari International Forum for Peace and Human Rights atas kiprahnya merajut perdamaian melalui upaya-upaya penegakan HAM di Indonesia.
- Tahun 2022 mendapatkan Satupena Awarddari Perhimpunan Penulis Indonesia Satupena sebagai Penulis Berdedikasi, karena banyak menghasilkan karya tulis yang mencerahkan masyarakat
F. Afiliatif dan Kolaboratif
Musdah aktif membangun jejaring nasional dan internasional. Ia terlibat dalam kegiatan global berikut:
- Musawah: Global Movement for Equality and Justice in the Muslim Family
- The Coalition on Sexual and Bodily Rights in Muslim Societies (CSBR)
- Asian Muslim Action Network (AMAN)
Dapat dihubungi via m-mulia@indo.net.id dan muslimahreformis.co




