|

Muslimah Reformis

Buku Ensiklopedia Muslimah Reformis: Pokok-Pokok Pemikiran untuk Reinterpretasi Islam

Judul Buku: Ensiklopedia Muslimah Reformis: Pokok-Pokok Pemikiran untuk Reinterpretasi Islam

Penulis Prof. Dr. Musdah Mulia

Penerbit Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Dian Rakyat 2019. Lalu berikutnya tahun 2022 oleh Penerbit BACA.

Tujuan dan Signifikansi Buku

Dalam dua dekade terakhir, diskursus mengenai Islam dan keadilan gender semakin memperoleh tempat di ranah akademik dan advokasi sosial. Salah satu kontribusi paling penting dari Indonesia dalam ranah ini adalah buku Ensiklopedia Muslimah Reformis (2019) yang disusun oleh Prof. Musdah Mulia, seorang perempuan ulama, intelektual Muslimah dan aktivis hak asasi manusia.

Ensiklopedia ini disusun sebagai panduan pemikiran keislaman progresif yang berperspektif kemanusiaan dan mengedepankan prinsip keadilan gender, dengan misi utama mereinterpretasi ajaran-ajaran Islam secara kontekstual, inklusif, dan humanis. Buku ini menjawab kebutuhan akan literatur Islam yang ramah perempuan, demokratis, dan berpijak pada nilai-nilai universal HAM dan substansi ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Musdah Mulia menempatkan dirinya dalam tradisi feminis Islam yang tidak menolak teks-teks keagamaan, tetapi menolak tafsir yang patriarkis terhadap teks tersebut. Sebagai perempuan ulama, ia menggunakan metode tafsir tematik, berpadu dengan hermeneutika kontekstual yang menekankan pentingnya asbāb al-nuzūl dan maqāṣid al-syarī‘ah. Pendekatan ini memungkinkan penafsiran ulang ajaran-ajaran Islam sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, kemaslahatan, dan kesetaraan antargender.

Prof. Musdah menulis buku ini sebagai bentuk respons terhadap dominasi tafsir patriarkis dalam wacana Islam yang telah berlangsung selama berabad-abad, yang berimplikasi pada subordinasi dan marginalisasi perempuan Muslim di berbagai sektor kehidupan.

Buku Ensiklopedia Muslimah Reformis karya Musdah Mulia merupakan karya monumental yang menyuguhkan pendekatan reinterpretatif terhadap ajaran-ajaran Islam dengan perspektif feminis dan hak asasi manusia. Ulasan ini bertujuan untuk menilai kontribusi epistemologis dan metodologis buku tersebut dalam konteks studi Islam dan gender. Artikel ini menganalisis bagaimana Musdah Mulia menyusun kerangka interpretatif berbasis maqāṣid al-syarī‘ah dan hermeneutika feminis, serta mengevaluasi dampaknya terhadap diskursus keagamaan kontemporer di Indonesia. Penulis juga menyoroti tantangan epistemologis yang muncul dari upaya integrasi antara teks-teks klasik Islam dan nilai-nilai kontemporer universal.

Pendekatan Metodologis

Prof. Musdah menggunakan pendekatan tafsir tematik (maudhū‘i) dan hermeneutika feminis dalam menjelaskan setiap entri. Ia menggabungkan kajian teks (Al-Qur’an dan Hadis) dengan konteks sosial-budaya serta prinsip-prinsip maqāṣid al-syarī‘ah (tujuan hukum Islam), terutama kemanusiaan, keadilan, dan kemaslahatan.

Selain itu, buku ini memperkuat argumen-argumennya dengan merujuk pada dokumen internasional HAM, seperti CEDAW, UDHR, dan konvensi lain yang relevan dengan hak perempuan.

Kontribusi Intelektual

Ensiklopedia ini menjadi sumber penting dalam:

  • Menghadirkan narasi Islam yang berpihak pada nilai hakiki keadilan, termasuk keadilan dan kesetaraan gender
  • Melawan tafsir keagamaan konservatif dan misoginis
  • Mendorong perempuan Muslim menjadi subjek aktif dalam diskursus keagamaan sehingga mampu mengadvokasi kelompok rentan tertindas (mustadh’afin).
  • Menyediakan referensi akademik dan advokasi bagi aktivis kemanusiaan, pejuang kesetaraan gender, pengkaji Islam, pendidik, dan penyusun kebijakan

Respon dan Pengaruh

Buku ini mendapat sambutan luas di kalangan akademisi, aktivis, dan tokoh agama. Ia menjadi:

  • Referensi utamadalam pelatihan ulama perempuan, diskusi keislaman inklusif, dan kajian gender di pesantren
  • Bahan ajardalam program studi Gender dan Islam di perguruan tinggi
  • Rujukan kebijakandalam pengarusutamaan gender di lembaga-lembaga keagamaan

Namun, seperti karya-karya Musdah lainnya, buku ini juga memicu resistensi dari kelompok konservatif, karena dinilai “melampaui batas tradisional tafsir klasik.”

Kesimpulan

Ensiklopedia Muslimah Reformis bukan sekadar buku, melainkan manifesto keislaman kritis, humanis dan emansipatoris. Ia menghadirkan alternatif penting dalam khazanah literatur Islam kontemporer, serta menunjukkan bahwa agama bukanlah penghalang bagi perjuangan menegakkan demokrasi, nilai keadilan, khususnya dalam isu gender. Bahkan, Musdah menegaskan Islam adalah sumber etis dan spiritual yang dapat dimobilisasi untuk perubahan sosial yang progresif menuju peradaban yang lebih maju dan manusiawi.

Analisis Isi dan Gagasan Kunci

  1. Dekonstruksi Tafsir Patriarkis

Buku ini memuat lebih dari 100 entri yang mendekonstruksi pandangan klasik mengenai peran, fungsi, dan hak perempuan dalam Islam. Misalnya, Musdah menolak praktik poligami dan pemaksaan hijab sebagai kewajiban universal, karena bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan dalam maqāṣid al-syarī‘ah. Ia menegaskan bahwa banyak ajaran Islam yang selama ini dimaknai secara diskriminatif sebenarnya merupakan hasil konstruksi budaya yang dibalut legitimasi keagamaan.

  1. Rekonstruksi Nilai-Nilai Universal Islam

Musdah mengusulkan bahwa nilai-nilai Islam yang sejati justru harus menjamin kesetaraan, martabat, dan hak-hak perempuan, karena Islam hadir sebagai rahmatan lil ‘ālamīn. Dengan argumentasi yang bersandar pada teks Qur’an dan prinsip-prinsip maqāṣid, ia merekonstruksi konsep seperti qiwāmah, ṭalāq, ḥijāb, hingga kewenangan perempuan sebagai ulama dan pemimpin.

  1. Integrasi Islam dan HAM

Salah satu kekuatan buku ini adalah keberaniannya menjembatani antara nilai-nilai Islam dan standar internasional hak asasi manusia. Misalnya, entri tentang pernikahan anak, kekerasan dalam rumah tangga, dan kesehatan reproduksi menunjukkan bagaimana syariat Islam dapat dan harus sejalan dengan prinsip non-diskriminasi dan perlindungan hak perempuan.

Ensiklopedia ini adalah karya penting dalam ikhtiar membangun Islam yang adil gender, humanis, dan responsif terhadap konteks kontemporer. Kekuatan utama buku ini adalah pada keberanian intelektual dan keberpihakan etisnya terhadap kelompok rentan, terutama perempuan. Namun untuk mengukuhkan posisinya sebagai rujukan akademik, perlu ada elaborasi lebih lanjut pada ranah metodologi tafsir, ushul fiqh, dan pendalaman terhadap khazanah turāṡ Islam.

Buku ini patut diapresiasi sebagai manifesto feminisme Islam Indonesia kontemporer, yang menjadikan agama sebagai alat pembebasan, bukan penindasan.

Unduh file ulasan disini