|

Muslimah Reformis

Tawakal Melahirkan Ketenangan Diri

Manfaat  Sikap Tawakal

Pernahkah anda merasa sangat cemas atau khawatir berlebihan dan berkepanjangan? Salah satu obat mengatasi kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan itu adalah dengan bertawakal kepada Allah SWT. Tawakal kepada Allah melahirkan berbagai manfaat bagi pelakunya. Paling tidak, ada 7 manfaat tawakal sebagai berikut:

  1. TAWAKAL MENUNJUKKAN KESEMPURNAAN IMAN. Seseorang yang selalu bertawakal kepada Allah pada hakikatnya dia memiliki iman yang sempurna. Keimanan yang sempurna terwujud dalam sikap tawakal. Iman kepada Allah kepada Allah tidak hanya menyangkut keesaan-Nya, tetapi juga menyangkut kemahakuasaan-Nya terhadap sesuatu. Tawakal meyakinkan kita untuk menerima segala hasil usaha sesuai dengan kudrat-Nya.
  2. TAWAKAL MELAHIRKAN CINTA LEBIH MESRA DENGAN ALLAH. Seseorang yang memiliki sifat tawakal di dalam dirinya akan melahirkan cinta yang lebih mesra dan lebih dalam dengan Allah Swt. Dengan begitu Allah akan senantiasa memberi bantuan, pertolongan, taufik dan hidayah-Nya kepada mutawakkil.
  3. TAWAKAL MELAHIRKAN KESADARAN AKAN KELEMAHAN MANUSIA. Seseorang yang selalu menujukkan sikap tawakal pada hakikatnya dia menunjukkan bahwa dia Allah makhluk yang lemah, makhluk yang tidak berdaya untuk mewujudkan segala yang diinginkan dan dikehendakinya. Mengakui kelemahan diri kepada Allah adalah salah satu sifat yang terpuji bagi manusia. Hanya dari Allah datangnya segala kekuatan karena Dia adalah sumber segala kekuatan.
  4. TAWAKAL PERISAI PALING AMPUH MENANGKAL KEKECEWAAN. Sikap pasrah diri kepada Allah menjadi penangkal dan perisai bagi seseorang agar dia tidak kecewa jika dalam berusaha yang dilakukan mengalami kegagalan. Kekecewaan akan mengundang kehadiran setan yang senantiasa membisikkan dan memperdayainya yang dapat mendorong manusia untuk berbuat jahat. Setan selalu mencari celah untuk memperdayakan manusia ke lembah kehancuran, kezaliman, dan kemaksiatan.
  5. TAWAKAL MENGIKIS SIFAT TAMAK. Sifat tamak adalah salah satu sifat yang sangat berbahaya karena akan memungkinkan manusia untuk meraih sesuatu yang kehendak hawa nafsunya, tapa memperdulikan hukum-hukum Allah.
  6. TAWAKAL MENGHAPUS SIKAP DENGKI. Dengan tawakal seseorang dapat mengontrol dirinya dari sifat dengki, iri hati dan dendam.
  7. TAWAKAL MENENANGKAN JIWA. Sikap pasrah diri merupakan sarana yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk mencapai tingkat ketenangan jiwa yang sempurna.

Tawakal Memperteguh Keyakinan

Adapaun tawakal, menurut Mahmud al-Mishri, berkaitan dengan tahapan keyakinan manusia. Dalam hubungan ini, ia membagi keyakinan itu menjadi tiga tingkatan, yaitu:

  1. ‘Ilmul yaqin, yaitu keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran yang terjamin dan pasti. Keyakinan pada tingkat ini meyakini 3 kebenaran, yaitu 1) kebenaran yang nyata, seperti keyakinan akan kebenaran perintah dan larangan Allah, 2) kebenaran yang gaib, seperti keyakinan terhadap neraka dan surga, dan 3) kebenaran yang tidak dapat diselami, yaitu keyakinan akan sifat dan kehendak Allah.
  2. ‘Ainul yaqin, yaitu keyakinan yang berdasarkan pada penglihatan mata, keyakinan yang tidak membutuhkan dalil dan bukti.
  3. Haqqul yaqin, yaitu keyakinan yang sesungguhnya karena telah mengalaminya. Inilah tingkat keyakinan yang dimiliki para utusan Allah, yang telah melihat sendiri surga dan neraka.

Sebagai contoh nyata dari tiga tingkat keyakinan ini adalah musibah kematian. Menurut pengetahuan Anda jika seseorang yang sedang mengalami kematian orang-orang yang dicintainya, pasti dia merasa sangat sedih atas kepergian mereka. Bahkan mereka sangat terpukul atas musibah itu. INILAH TINGKAT KEYAKINAN PERTAMA, DISEBUT ILMUL YAQIN.

Lalu suatu hari Anda menyaksikan seorang kawan Anda mengalami musibah kematian isteri atau siapa pun yang sangat dicintainya. Anda melihat dengan mata Anda bahwa dia sangat sedih atas peristiwa (musibah) ini. Bahkan begitu sedihnya, hingga beberapa hari dia selalu menangis. Apa yang Anda lihat, yang terjadi pada kawan Anda itu adalah keyakinan yang berdasarkan pada penglihatan Anda dengan mata Anda. INI ADALAH TINGKAT KEYAKINAN KEDUA DISEBUT AINUL YAQIN.

Kemudian apa yang dialami oleh teman Anda, Anda mengalami hal yang sama, yaitu seseorang yang Anda cintai meninggal dunia. Anda pun sangat sedih atas musibah yang menimpa Anda. Saking sedihnya, sampai-sampai Anda tidak bisa tidur dalam waktu beberapa hari setelah meninggalnya orang yang Anda cintai itu. Apa yang Anda alami itu, seakan-akan tidak terbantahkan lagi bahwa musibah seperti itu pasti membuat seseorang sangat bersedih, karena Anda sudah mengalaminya sendiri. INI ADALAH TINGKAT KEYAKINAN KETIGA DISEBUT HAQQUL YAQIN.

Oleh sebab itu, ILMUL YAQIN itu adalah keyakinan yang berdasarkan pada pengetahuan. AINUL YAQIN adalah keyakinan yang berdasarkan pada penglihatan dengan mata Anda. Anda belum merasakannya. Adapun HAQQUL YAQIN adalah keyakinan berdasarkan pengalaman Anda.

Tawakal yang senantiasa ditanamkan di dalam diri seseorang akan melahirkan begitu banyak buah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik dalam menghadapi urusan duniawi maupun ukhrawi. Buah tawakal itu dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. Dalam kehidupan duniawi, manusia yang bertawakal ialah:
  2. Manusia yang dapat menghindarkan dirinya dari efek sesuatu yang tidak diharapkan. Apa pun hasil dari usaha, dihadapinya dengan penuh keyakinan sebagai kehendak Allah.
  3. Manusia yang dapat menghambakan dirinya dengan penuh ikhlas kepada sang Khalik, dan merasa tidak berdaya tanpa bimbingan dan hidayah-Nya.
  4. Manusia yang memercayakan pengayoman atas dirinya hanya kepada satu-satunya zat yang tidak pernah merasa berat untuk memnuhi seluruh kebutuhan hamba-Nya.
  5. Manusia yang dihindarkan oleh Allah dari gangguan setan.
  6. Manusia yang dapat mengghindarkan dirinya dari sifat-sifat pasimis terhadap hasil yang telah diperoleh dari usahanya, menghindarkan kekecewaannya terhadap realita hidup yang dijalani dihadapinya.
  7. Manusia yang mampu menghadirkan kemudahan di tengah-tengah kesulitan yang dialaminya, karena Allah selalu memberikan jalan keluar baginya.
  8. Manusia yang memiliki keyakinan yang teguh bahwa Allah swt akan mendatangkan kakayaan dab kelapangan rezeki dalam hidupnya.
  9. Dalam kehidupan ukhrawi, manusia akan mendapatkan surga sebagai tinggal yang layak baginya dan mendapatkan kenikmatan surga yang paling tinggi diperolehnya.

Dari semua uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tawakal adalah sikap kepasrahan diri seseorang terhadap Allah, baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrawi. Tawakal menghasilkan ketenangan jiwa dan ketenangan batin dalam menghadap segala situasi kehidupan, baik hal-hal menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

Tawakal akan menghasilkan sifat tawadhu, sifat syukur atas segala kenikmatan, dan sifat sabar atas segala ujian. Tawakal akan menuntun seseorang untuk senantiasa berpikir positif (husn al-zhann) terhadap dirinya, orang lain, dan Allah swt. Sikap tawakal yang selalu dipraktekkan oleh seseorang akan mengantarkannya mendapat surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.

Ahmad Thib Raya adalah Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan pendiri Yayasan Mulia Raya.